MAKASSAR-Presiden ke-3 Republik Indonesia, BJ Habibie, wafat di RSPAD Gatot Subroto, Rabu (11/9/2019).
Sejarah hidup Bapak Teknologi RI ini mengagumkan. BJ Habibie lama menjabat Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), lalu wakil presiden, hingga menggantikan Soeharto sebagai Presiden RI usai reformasi 1998.
Di sisi lain, tak banyak yang mengetahui bahwa Habibie yang merupakan salah satu putra kebanggaan Sulawesi Selatan ini juga pendiri salah satu bank syariah pertama di Indonesia, Bank Muamalat.
Menurut Region Head Bank Muamalat Regional Sulampua, Ahmad S Ilham, wafatnya BJ Habibie menjadi kehilangan bagi seluruh elemen anak bangsa termasuk Muamalat yang berdiri berkat partisipasi aktif dari Presiden ke-3 itu.
“Bapak BJ Habibie begitu banyak memberikan banyak syaafat bagi negeri ini, dan tentunya teruntuk Muamalat dan umat. Sosok BJ Habibie tak akan pernah tergantikan,” ucapnya.
Selain itu, lanjut dia, kepedulian BJ Habibie terhadap Muamalat terus berlanjut hingga sekrang. Di mana putra dari BJ Habibie, yakni Ilham Habibie menjadi Komisaris Utama Bank Muamalat saat ini.
Adapun perseroan secara serentak pada seluruh jaringan di Tanah Air, bakal menggelar doa bagi BJ Habibie di morning briefing di Kamis dan Jumat besok.
“Kemudian saat sholat dzuhur di masjid sekitar kantor operasional, upayakan agar bisa sholat ghaib di masjid2 yg berada di area Muamalat. Pasang bendera setengah tiang hingga 15 September. Dan yang paling utama, mendoakan beliau (BJ Habibie di akhir sholat,” urai Ahmad S Ilham.
Sekedar diketahui, ide mendirikan Bank Muamalat Indonesia (BMI) tercetus dalam sebuah lokakarya MUI bertema “Masalah Bunga Bank dan Perbankan” yang diadakan pada pertengahan Agustus 1990 di Cisarua, Bogor.
Hasan Basri, selaku Ketua Umum MUI membawakan masalah itu ke Munas MUI yang diadakan akhir Agustus 1991.
Munas MUI itu memutuskan agar MUI mengambil prakarsa mendirikan bank tanpa bunga. Untuk itu, dibentuk kelompok kerja yang diketuai oleh Sekjen MUI waktu itu HS Prodjokusumo.
Dilakukan lobi melalui BJ Habibie sampai akhirnya Presiden Soeharto menyetujui didirikannya Bank Muamalat Indonesia (BMI).
Bank Islam yang terbentuk disepakati bernama Bank Muamalat Indonesia (BMI). “Muamalat” dalam istilah fiqih berarti hukum yang mengatur hubungan antarmanusia. Nama alternatif lain yang muncul pada masa pembentukan itu adalah Bank Syariat Islam.
Namun mengingat pengalaman pemakaian kata ‘syariat islam’ pada Piagam Jakarta, akhirnya nama itu tidak dipilih. Nama lain yang diusulkan adalah Bank Muamalat Islam Indonesia.
Presiden Soeharto kemudian menyetujui nama terakhir dengan menghilangkan kata “Islam”. (rls)