YOGYAKARTA-Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga meminta Abdul Aziz merevisi disertasinya yang berjudul ‘Konsep Milk al-Yamin Muhammad Syahrour sebagai Keabsahan Hubungan Seksual non-Marital’. Jika tidak, maka kelulusan untuk program doktoral akan ditangguhkan.
Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Noorhaidi mengatakan, pihaknya baru akan mengeluarkan surat keterangan kelulusan serta ijazah dari Program Pascasarjana usai Abdul Aziz merevisi disertasi kontroversialnya itu.
“Surat keterangan kelulusan dan kemudian ijazah dari Pascasarjana yang akan saya tandatangani bersama rektor baru akan dikeluarkan setelah revisi dibuat sesuai dengan saran dan kritik para promotor dan penguji,” kata Noorhaidi di Aula Pascasarjana UIN Kalijaga, Yogyakarta, Selasa (3/9/2019).
Noorhaidi menambakan, proposal pembuatan disertasi yang diajukan Abdul Aziz sejak awal ditujukan untuk melakukan analisis secara kritis terhadap pemikiran Muhammad Syahrur -intelektual Muslim asal Suriah- dengan konsep milk al-yamin. Sehingga, konteks sosial, budaya, dan politik yang memengaruhi Syahrur bisa diketahui dan dapat mengembangkannya.
Poin penting lainnya, lanjut Noorhaidi, adalah bagaimana dirinya melihat Syahrur yang juga tak pernah menyarankan konsep itu agar dikontekstualisasikan dengan situasi sekarang.
Noorhaidi berharap agar disertasi Abdul Aziz itu fokus melihat pemikiran Syahrur dengan kacamata analisis yang kritis untuk memberikan sumbangan terhadap perdebatan teoretis kesarjanaan. Yakni, tentang bagaimana tafsir berkembang di dunia Muslim.
“Termasuk (perdebatan) mengenai pemikiran-pemikiran yang kontroversial semacam yang dikembangkan Muhammad Syahrur,” tegasnya.
Abdul Aziz yang turut dihadirkan, menyatakan siap merevisi disertasinya sesuai arahan promotor dan penguji. “Mempertimbangkan kontroversi terkait disertasi yang saya tulis yang berjudul ‘Konsep Milk al-Yamin Muhammad Syahrour sebagai Keabsahan Hubungan Seksual non-Marital’ maka saya menyatakan akan merevisi disertasi tersebut,” kata dosen Fakultas Syariah IAIN Surakarta itu.
Sesuai masukan yang ada, Abdul Aziz akan mengubah judul disertasinya menjadi “Problematika Konsep Milk al-Yamin dalam Pemikiran Muhammad Syahrur”. Beberapa bagian kontroversial dalam disertasinya juga akan dihilangkan.
Disertasi Abdul Aziz mengangkat pemikiran intelektual muslim asal Suriah Muhammad Syahrur mengenai konsep milk al-yamin. Dia mencoba mengulas soal adanya celah bahwa dalam batasan tertentu, hubungan seks di luar nikah diperbolehkan dalam Islam.
Hal yang melatarbelakangi disertasinya, kata Abdul Aziz, adalah fenomena kriminalisasi dengan berbagai macam hukuman atas hubungan seksual non-marital. Kegelisahan itu, kemudian ia tumpahkan dalam karyanya itu tadi.
“Betulkah sekejam itu hukuman bagi manusia yang melakukan hubungan seksual non-marital,” ungkapnya.
Soal permintaan revisi dari penguji dan promotor, Abdul tak mengganggapnya sebagai tekanan. “Kalau kita ada hal-hal yang sifatnya akademis belum bisa memenuhi syarat ya kita terima. Karena bagaimanapun di atas kebebasan saya masih ada promotor,” sebutnya.
Ia turut meminta maaf karena merasa karyanya ini lantas menimbulkan kontroversi. Di satu sisi juga berterimakasih atas segala kritik dan saran untuk disertasinya.
“Saya juga meminta maaf kepada umat Islam atas kontroversi yang muncul karena disertasi saya ini. Saya juga menyampaikan terima kasih atas saran, respons, dan kritik terhadap disertasi ini dan terhadap keadaan yang diakibatkan oleh kehadirannya dan diskusi yang menyertainya,” pungkasnya. (*)