JAKARTA-Demonstrasi ribuan mahasiswa Solo Raya di depan gedung DPRD Kota Solo, Selasa (24/9/2019), berakhir ricuh. Polisi melepaskan tembakan gas air mata dan menyemprotkan air dari mobil water cannon untuk membubarkan massa yang mencoba masuk gedung.
Sebelum ricuh, mahasiswa bernegosiasi dengan kepolisian agar diizinkan bertemu anggota DPRD.
Negosiasi belum selesai, dari arah belakang, massa mendorong terus, disusul botol air mineral, batu, batu bata, bahkan paving block melayang ke arah polisi.
Polisi membalas dengan menembakkan gas air mata yang membuat massa kocar-kacir. Sebagian petugas kepolisian mengejar mahasiswa yang terus melawan.
Kericuhan berlangsung sekitar 20 menit. Suasana kembali kondusif setelah Kapolresta Solo AKBP Andy Rifai meminta petugas kembali ke barisan.
Mahasiswa yang tadinya kocar-kacir pun kembali berkumpul di sisi timur dan barat Jalan Adi Sucipto.
“Tadi saat nego ada provokasi dari massa dengan melempar botol air mineral maupun batu. Dari situ kita berupaya menertibkan, berupaya mendorong mundur karena sudah ada provokator yang berupaya memperkeruh suasana. Alhamudulillah sekarang sudah bisa kita kendalikan situasi sehingga kembali menjadi kondusif,” kata Rifai.
Rifai mengatakan sebenarnya dari awal sudah berupaya memfasilitasi pertemuan mahasiswa dan anggota DPRD.
“Tadi sudah kita atur agar semua perwakilan yang hadir di gedung DPRD Solo ini untuk memilih perwakilannya karena kapasitas gedung DPRD terbatas. Tapi dari negosiasi, rekan-rekan mahasiswa tidak bisa menunjuk perwakilan-perwakilan hingga kemudian menjadi ricuh,” ujarnya.
Ada 1.250 anggota yang diterjunkan untuk mengamankan demo.
“Tidak ada yang terluka dari anggota, sedangkan dari peserta aksi tadi ada satu yang pingsan karena syok, tapi sudah ditangani dokter kami dan sudah membaik,” kata Andy. []