JAKARTA-Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya meminta pemerintah dan aparat di daerah tetap mewaspadai fluktuasi titik panas kebakaran hutan dan lahan. Meski pun kondisi asap karhutla di sejumlah daerah, seperti Pekanbaru, Provinsi Riau, Jambi, dan Provinsi Sumatera Selatan mulai berkurang.
“Ya memang secara umum hari ini lebih baik dari kemarin, cuma tetap harus diwaspadai fluktuasi hotspot-nya dan tetap harus waspada bahwa hujan buatannya harus terus menerus dilakukan,” terang Siti Istana Kepresidenan Jakarta, kemarin (25/9).
Menurut analisa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan buatan dapat diupayakan di kawasan Kalimantan Tengah pada 27 September 2019. Hal itu dapat membantu memadamkan karhutla secara luas di kawasan tersebut.
Selain itu, menurut Siti, terdapat 52 perusahaan yang disegel karena diduga terkait dengan tindak kriminal pembakaran hutan dan lahan. “Jelas ini kewenangan aparat hukum untuk melakukan penindakan dan kami mendukung,” terangnya.
Terpisah, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menyatakan korporasi yang ditetapkan sebagai tersangka tercatat 15 perusahaan di sejumlah daerah.
Beberapa instansi yang ditetapkan sebagai tersangka pembakaran hutan dan lahan, antara lain PT Palmindo Gemilang Kencana (PGK), PT Gawi Bahandep Sawit Mekar, PT Sweet Indo Lampung, PT Indo Lampung Perkasa, PTPN 7, PT Paramitra Mulya Lampung dan PT Sweet Indo Lampung, PT Sumber Sawit Sejahtera (SSS), PT Bumi Hijau Lestari (BHL), PT Mega Anugerah Sawit (MAS), PT Monrad Intan Barakat (MIB), PT Borneo Indo Tani (BIT), PT Surya Agro Palma (SAP), dan PT Sepanjang Inti Surya Usaha (SISU), serta PT Adei Plantation.
Terkait dengan karhutla, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyiapkan portal belajar daring untuk siswa di daerah-daerah yang terdampak. “Portal belajar ini meliputi televisi edukasi, rumah belajar, video pembelajaran, radio suara edukasi, dan buku sekolah elektronik,” kata Kepala Subdirektorat Kurikulum Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Aswin Wihdiyanto di Jakarta, kemarin.
Penyediaan sarana belajar lewat internet tersebut diharapkan dapat membantu peserta didik belajar di rumah saat sekolah diliburkan karena kabut asap membuat kualitas udara memburuk dan berisiko mengganggu kesehatan.
Aswin mengakui sarana belajar yang ditawarkan kepada siswa di daerah terdampak karhutla tersebut bisa tidak maksimal karena bergantung pada akses internet di masing-masing daerah. “Saya memang tidak menutup mata memang sebagian adik-adik di daerah akan kesulitan mengakses internet, tapi setidaknya ini suatu upaya dari kementerian,” katanya.
Sejak 16 September 2019 sudah ada enam provinsi yang menetapkan status siaga darurat bencana kebakaran hutan dan lahan serta pada waktu tertentu meliburkan sekolah guna menghindari dampak paparan kabut asap terhadap para siswa.
Provinsi yang sudah menetapkan status siaga darurat karhutla meliputi Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan. Menurut Aswin, di enam provinsi yang sudah menetapkan status darurat karhutla itu ada setidaknya tiga juta siswa dan guru yang berisiko kena dampak paparan kabut asap.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada prinsipnya menginginkan kegiatan belajar siswa di daerah karhutla tidak sampai terganggu akibat kabut asap. “Intinya proses belajar mengajar tetap harus jalan, untuk mencapai out put (hasil) pendidikan, meskipun harus mengundurkan kalender pendidikan,” ujar Aswin. (fin)