JAKARTA-Industri tekstil Indonesia semakin terpuruk akibat serbuan tekstil impor dari China yang membanjiri pasar Indonesia. Selain kalah bersaing, industri tekstil Indonesia juga mulai gulung tikar dan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan.
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menuturkan, serbuan tekstil dan produk tekstil (TPT) ini disinyalir karena ada kebocoran impor TPT dari Negeri Tirai Bambu.
Untuk itu, pihak Kemendag akan melakukan audit bersama satgas (satuan tugas) untuk membendung serbuan tekstil China. Satgas sendiri, akan beranggotakan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC), Kemendag, hingga pengu saha tekstil yang tergabung dalam Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API).
“Kita akan audit kapasitas industri dan berapa kebutuhan impornya. Karena, potensi kebocoran produk impor asal China tersebut disebabkan masih banyaknya industri yang tak jujur mengenai kapasitas industrinya. Kebocoran tersebut sudah pasti berdampak negatif bagi industri tekstil,” kata Enggar.
Meski begitu, ia belum bisa memastikan di mana letak kebocoran impor tekstil tersebut. Namun Enggar memastikan kebocoran itu bukan berada di Pusat Logistik Berikat (PLB). Tidak menutup kemungkinan ada kesalahan dari pemeriksaan impor di PLB yang saat ini dilakukan oleh lembaga survei. Oleh karena itu, pemerintah berencana mengembalikan pemeriksaan ke DJBC.
“Jadi bukan sistem PLB nya, tapi pemeriksaanya ini. Kuncinya kami akan periksa dan ubah sistem PLB ke DJBC. Kami akan keluarkan izin impor berdasarkan kapasitas industri yang akan dilakukan audit segera,” tegas Enggartiasto. (*)