KUALA LUMPUR – Sebanyak 306 mahasiwa asal Malaysia yang sedang kuliah di Pekanbaru, Riau dan Jambi, Indonesia, rencananya akan segera dipulangkan oleh otoritas pemerintah Jiran tersebut.
Penyebab pemulangan ratusan mahasiswa tersbeut, adalah kondisi udara di kedua wilayah itu sangat berbahaya akibat polusi tinggi dari kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Menurut Badan Penanggulangan Bencana Malaysia (Nadma), mereka akan memulangkan para mahasiswa itu dalam dua tahap. Pertama 165 orang langsung diterbangkan ke Negeri Jiran. Sedangkan 141 lainnya akan terlebih dulu dibawa ke Jakarta.
“Keputusan memulangkan ratusan mahasiswa itu diambil setelah Gubernur Riau, Syamsuar, menyatakan status darurat pada Senin lalu hingga 31 Oktober mendatang,” demikian bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Malaysia, Seperti dilansir Asia One, Rabu (25/9)
Menurut Nadma, sebagian mahasiswa akan diinapkan di Wisma Malaysia di Jakarta, sampai kondisi di Riau membaik. Mereka menyatakan yakin bisa memindahkan sementara seluruh mahasiswa.
Menurut data Indeks Standar Polutan (PSI) pada Minggu pekan lalu, level zat pencemar udara di Pekanbaru mencapai melampaui 700 yang mana sangat berbahaya bagi manusia.
Kabut asap karhutla sempat mengakibatkan 33 penerbangan dari dan menuju Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II, Pekanbaru dibatalkan pada Senin lalu.
Kabut asap pekat menyelimuti Pekanbaru sehingga jarak pandang hanya tersisa 500 meter. Namun, pada sore hari, jarak pandang berangsur membaik. Terlebih, hujan turun di sekitar Bandara SSK II sekitar pukul 16.00 WIB. (fin)