JAKARTA-Kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mengakibatkan 33 penerbangan dari dan menuju Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II, Pekanbaru batal pada Senin (23/9).
“Saat ini yang batal karena cuaca sebanyak 33 penerbangan, yakni 17 keberangkatan dan 16 kedatangan,” ujar Petugas Jasa (OIC) Bandara SSK II Benni Netra seperti dikutip dari Antara, Senin (23/9).
Pada Senin (23/9) pagi, Benni menyebutkan kabut asap pekat menyelimuti Pekanbaru sehingga jarak pandang hanya tersisa 500 meter. Namun, pada sore hari, jarak pandang berangsur membaik. Terlebih, hujan turun di sekitar Bandara SSK II sekitar pukul 16.00 WIB.
“Alhamdulillah di Bandara SSK II sedang diguyur hujan dan asap segera hilang,” katanya.
Executive General Manager Bandara SSK II Yogi Prasetyo menambahkan tidak semua penerbangan dibatalkan karena secara berangsur ada yang sudah mendarat di Pekanbaru.
Misalnya, pesawat Lion Air JT 124 dari Kuala Namun, Sumatera Utara, sempat dialihkan ke Bandara Minangkabau Padang pada Senin siang, dan kini sudah melanjutkan penerbangan ke Pekanbaru.
“Yang dialihkan sepanjang hari ini cuma satu, yakni JT 124 dari Kuala Namu dialihkan ke Padang, sekarang pesawatnya sudah kembali ke Pekanbaru,” jelasnya.
Selain itu, terdapat satu pesawat tujuan Pekanbaru yang kembali ke bandara asal (return to base/RTB), yakni pesawat dari maskapai Scoot 252 dari Singapura. Pesawat tersebut, sambung ia, sempat berputar-putar di angkasa sebelum akhirnya kembali ke Bandara Changi Singapura.
Pembatalan sejumlah penerbangan menyebabkan konsumen maskapai Citilink mengantre di loket maskapai Group Garuda Indonesia itu. Pesawat yang batal terbang di antaranya tujuan Jakarta, Medan, dan Yogyakarta.
Para penumpang terlihat mengeluh karena sudah menunggu sejak Senin (23/9) pagi. Bahkan, ada yang sudah tiba di Bandara SSK II sejak Minggu (22/9) malam lantaran rumahnya jauh dari bandara.
Antrean di loket terjadi karena pihak maskapai menjanjikan pengembalian 100 persen uang akibat pembatalan tersebut. Beberapa dari mereka mengeluhkan kabut asap yang mengganggu penerbangan. Padahal, mereka ingin naik pesawat untuk mengungsi.
“Kabut asapnya di Pekanbaru sangat pekan dan berbahaya, makanya saya mau mengungsi ke Yogyakarta. Saya memesan tiket Citilink tetapi batal penerbangannya,” kata Rini, seorang konsumen Citilink. (*)