CIREBON, BERITARADAR.COM – Ternyata karena mitos inilah mengapa jembatan Selat Bali tidak bisa dibangun, jembatan Selat Bali tentu akan membantu mobilitas antar penduduk Jawa dan Bali lebih cepat tanpa perlu pakai kapal seperti halnya Jembatan Suramadu.
Akan tetapi ada alasan mitologi yang kuat dari masyarakat Bali, sehingga pemerintah provinsi Bali menolak pembuatan jembatan Selat Bali, alasan mitos sejarah kuat tersebut berkaitan dengan kepercayaan mitologi Hindu Dang Hyang Sidhimantra yang sengaja memutus pulau Jawa dan Bali.
Mitologi yang kini dipercaya masyarakat Bali itu mengatakan sejak awal Pulau Bali dibuat sedemikian rupa yang harus dibatasi oleh laut agar terhindar dari pengaruh buruk dari luar Bali.
Hanya Mitos? Alasan Jembatan Selat Bali Tidak Bisa Dibangun
Selain itu, apabila jembatan Selat Bali dibangun pasti lebih tinggi daripada daratan mengingat ganasnya ombak Selat Bali, dalam agama Hindu terdapat kepercayaan bahwa pembangunan infrastruktur, gedung ataupun posisi manusia tidak boleh lebih dari Padmasana, yakni tempat suci yang harus dijaga posisi ketinggiannya.
Inilah alasan mengapa pemerintah batalkan pembangunan jembatan Selat Sunda, sebenarnya wacana pembangunan proyek Raksasa ini sudah lama mengemuka sejak 1960, namun pemerintah lebih memilih untuk mengembangkan infrastruktur di pulau Sumatera terlebih dahulu sebelum mengkoneksikannya dengan kawasan luar.
Pasalnya bila jembatan Selat Sunda sudah eksisting namun belum ditunjang oleh infrastruktur di dalam Sumatera nanti akan semakin banyak warganya yang memiliki hijrah ke Jawa dibanding bertahan di tempat asalnya.
Selain itu pembangunan jembatan antar pulau itu akan mematikan identitas maritim Nasional, pasalnya Selat Sunda merupakan jalur penyeberangan laut terpadat di Indonesia.
Pembangunan jembatan Selat Sunda diproyeksi akan menimbulkan ketimpangan sosial dan ekonomi, artinya pertumbuhan pembangunan tidak merata melainkan hanya terfokus di wilayah Jawa dan Sumatera saja.
Inilah alasan jembatan Laguna Garzon di Uruguay tidak dibuat lurus saja, jembatan ini dibuat oleh arsitek bernama Rafael vinoly dan tentunya dia punya cukup alasan yang kuat daripada sekedar biaya.
Sebelum ada jembatan ini untuk menikmati keindahan Laguna ini, warga dan wisatawan harus naik semacam perahu atau rakit penyeberangan, karena itulah Rafael kemudian punya ide agar bagaimana caranya pengendara mobil bisa ikut menikmati pemandangan Danau di sana dari mobil mereka.
Akhirnya jembatan ini dibentuk melingkar, gunanya Jalan berbelok bakal memaksa pengendara mobil untuk memperlambat laju mobil mereka, dengan begitu mereka semua bisa menikmati pemandangan Laguna ini.
Eduardo Constantini juragan real estate asal Argentina yang membiayai proyek ini berharap jembatan ini bisa menjadi ikon baru dan menarik banyak wisatawan untuk datang dan menikmati keindahan danau di sana, tentunya mendatangkan cuan agar balik modal.
Inilah alasan jembatan Eshima Ohashi di Jepang terlihat punya tanjakan yang curam, kita sering melihat foto jembatan Eshima Ohashi di Jepang satu ini terlihat punya tanjakan yang sangat curam dan bikin bingung kenapa mereka membangunnya seperti itu.
Konstruksi jembatan Eshima Ohashi ini memiliki ketinggian 44,7 meter dan panjang 1,7 KM dan menjadi jembatan dengan konstruksi rangka rigid terbesar di Jepang.
Konstruksi jembatan Eshima Ohashi dibuat menanjak bukan tanpa alasan, sebab Danau nakatomi sering digunakan sebagai perlintasan sejumlah kapal, jadi konstruksi jembatan dibuat tinggi di tengah dan menanjak di masing-masing ujungnya.
Sebetulnya, tanjakannya pun tak terlalu curam layaknya di foto yang tersebar, karena sudut kemiringan tanjakannya hanya 3,44 derajat dari arah kota Sakai Minato dan 2,86 derajat dari arah kota Matsue.
Tanjakan yang terlihat curam itu ternyata hanya ilusi optik, karena jembatan ini difoto dengan posisi sejajar dengan jalan dan gambarnya diambil dari jarak yang jauh.
Inilah alasan mengapa Sungai Amazon tidak memiliki Jembatan, Sungai besar ini panjangnya lebih dari 6400 KM, melintasi lebih dari 9 negara dan menempati lebih dari 40% Amerika Selatan.
Tetapi ada satu hal yang tidak dapat kamu temukan di dalam dan di sekitar sungai yakni jembatan.
Walter Kaufmann ketua teknik struktur di Institut Teknologi Federal Swiss (ETH) Zurich menjelaskan, karena jembatan tidak diperlukan di sana.
Banyak daerah yang dilalui sungai itu berpenduduk jarang, hal berikutnya adalah bahwa semua kota besar yang tersentuh sungai memiliki fasilitas transportasi yang mapan untuk mengangkut orang dari satu sisi ke sisi lain tanpa perlu jembatan.
Selain itu ada juga masalah teknis untuk membangun jembatan di sekitar sungai, lingkungan di Amazon tentu salah satu yang paling sulit di dunia, akan ada investasi keuangan yang besar karena rawa-rawa sungai dan tanah lunak membutuhkan akses via duk yang sangat panjang dan pondasi yang sangat dalam. (*)