JAKARTA-Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan pihaknya mengembalikan mobil ambulans kepada Pemprov DKI Jakarta serta Palang Merah Indonesia (PMI). Pengembalian dilakukan karena ternyata ambulans tersebut tidak membawa batu dan bensin.
Tenaga medis serta sopir yang sebelumnya diamankan untuk diperiksa juga akan dipulangkan.
“Kita menyerahkan mobil ambulans kepada PMI dan Dinas Kesehatan DKI, kita serahkan dengan perangkatnya artinya dengan krunya,” tutur Argo di Mapolda Metro Jaya, Kamis (26/9).
Argo mengatakan para tenaga medis sudah siap jika nanti dimintai keterangan sebagai saksi. Tentu mengenai bentrokan di sejumlah titik antara petugas kepolisian dengan massa pelajar pada Rabu kemarin (25/9).
“Tapi nanti kalau mau dimintai keterangan sebagai saksi, mereka sudah siap,” tutur Argo.
Sebelumnya, akun Twitter @TMPCPoldaMetro mengunggah video pada Kamis dini hari (16/9). Dalam cuitan, tercantum kalimat yang menjelaskan bahwa ada lima ambulans milik Pemprov DKI Jakarta yang diamankan karena diduga membawa batu dan bensin untuk molotov.
Akan tetapi, cuitan itu dihapus dan tidak bisa diakses lagi. Konten serupa diunggah oleh akun Instagram tmcpoldametro, namun tidak dihapus seperti pada Twitter.
Argo kemudian mengklarifikasi informasi yang telah beredar tersebut. Argo menyatakan bahwa pihaknya telah keliru.
Dia menyatakan bahwa mobil ambulans yang dimaksud tidak membawa batu mau pun bensin. Kala itu anggota Brimob tengah bertugas menghalau massa pelajar. Brimob dilempari batu serta benda lainya.
Perusuh, lanjut Argo, yang melakukan aksi pelemparan itu mencari perlindungan dengan masuk ke dalam mobil ambulans.
“Perusuh itu pun membawa alat ini, ada batu, dia itu mencari perlindungan masuk ke mobil PMI membawa batu dan ada kembang api juga, jadi dia masuk ke mobil,” kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Kamis (26/9).
Kemudian, muncul anggapan di kalangan anggota Brimob yang bertugas bahwa mobil ambulans itu digunakan para perusuh.
Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Para perusuh itu yang kemudian memanfaatkan mobil ambulans untuk berlindung.
“Jadi anggapan dari Brimob ini diduga mobil yang digunakan untuk perusuh, tapi bukan,” ujarnya. (*)