JAKARTA— Polisi menduga ada oknum yang memerintahkan tiga perusuh untuk menyiapkan bom molotov, batu, hingga kembang api dalam aksi demo di sekitar Gedung DPR/MPR.
Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Suyudi Ario Seto mengatakan dugaan itu muncul lantaran pembuatan bom molotov memerlukan waktu sehingga perlu perencanaan.
“Masih kita kembangkan, apakah tiga orang ini disuruh untuk melakukan itu (membawa bom molotov, batu, dan kembang api) atau inisiatif sendiri. Tapi yang jelas ini pasti terencana karena membuat ini (bom molotov) tidak mudah,” tutur Suyudi di Mapolda Metro Jaya, Kamis (26/9).
Disampaikan Suyudi, saat ini pihaknya masih menggali keterangan dari tiga tersangka tersebut untuk mencari tahu dugaan pemberi perintah. Selain itu, pemeriksaan juga dilakukan untuk mencari tahu tujuan membuat bom molotov tersebut.
“Membuat ini tidak mudah artinya ini perlu waktu dan harus membeli peralatan dan sebagainya, ini yang kita dalami semuanya,” kata Suyudi.
Sebelumnya, polisi menetapkan tiga orang perusuh yang menyembunyikan batu ke dalam mobil ambulans saat aksi demo di sekitar Gedung DPR/MPR. Ketiga perusuh tersebut diketahui berinisial AN, RL, dan YG.
Suyudi menerangkan penangkapan tiga perusuh itu bermula saat anggota Brimob yang tengah melakukan tugas pengamanan diserang perusuh.
Anggota Brimob, kemudian melakukan pengejaran dan berhasil menemukan para perusuh itu. Saat itu, anggota Brimob turut menemukan sejumlah barang bukti berupa batu, bom molotov, kembang api, hingga bensin.
Suyudi menuturkan ketiganya bersembunyi di dua unit mobil ambulans milik PMI yang kebetulan memang ada di lokasi demo.
“Di mana ketiga orang ini seolah-olah berlindung di balik mobil ambulans, ketiganya diamankan sedang membawa batu di saku celananya,” ucap Suyudi.
Periksa Sekolah
Sementara itu, terkait para pelajar sekolah menengah yang melakukan aksi hingga berujung kerusuhan di sekitar DPR kemarin, polisi akan melakukan pemeriksaan ke sekolah-sekolah terkait.
“Akan dilakukan pemeriksaan (ke pihak sekolah),” kata Suyudi.
Suyudi mengungkapkan rencana pemeriksaan itu dilakukan untuk mencari tahu apakah ada pihak sekokah yang nenyuruh siswanya mengikuti aksi demo.
“Nanti kita dalami kalau memang ada potensi dari pihak sekolah yang mengajak ya mungkin akan kita periksa,” tutur Suyudi.
Polisi diketahui mengamankan sekitar 570 pelajar yang diduga akan mengikuti aksi demo. Dari para pelajar itu, kata Suyudi, kepolisian menemukan sejumlah barang bukti, mulai dari batu hingga bom molotov.
“Batu, tongkat, kembang api, bom molotov segala macam kan ada,” ujarnya.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan 570 pelajar yang sempat diamankan telah dipulangkan ke orang tua masing-masing.
Pemulangan itu, kata Argo, dilakukan setelah pihaknya melakukan pendataan terhadap para pelajar tersebut.
“Setelah kita data kita hubungi orang tua mereka, jadi orang tua, ada juga saudaranya sebagai penjamin dia datang menjemput ke Polda Metro untuk dibawa pulang,” kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Kamis (26/9). (*)