JAKARTA-Tokoh pro NKRI Eurico Barros Gomes Guterres menyebut persoalan Timor Timur (sekarang Timor Leste) bukan dosa BJ Habibie pribadi, bukan pula salah Habibie sendiri.
“Saya pribadi sudah tidak pernah mengungkit masa lalu, terlepasnya Timor Timur bukan dosa Habibie pribadi, bukan salah Habibie sendiri, saya sudah pernah tiba di Parepare (tempat kelahiran Habibie) beberapa kali,” kata Eurico di Kupang, Kamis (12/9).
Eurico saat Timor Timur bergolak pada 1999 merupakan Komandan Milisi Aitarak-Dili yang pro integrasi.
Dia salah satu yang menonjol mendukung Timor Timur tetap menjadi bagian dari Indonesia. Namun perjuangannya antiklimaks setelah Presiden Habibie menggelar referendum bagi warga Timor Timur. Mayoritas warga di sana memilih berpisah dari Indonesia.
Euricco mengaku turut berduka mendengar kabar Habibie meninggal dunia. Dia menyebut bangsa Indonesia kehilangan seorang pemimpin besar yang genius dan tulus memberi yang terbaik kepada Indonesia.
“Saya pernah ketemukan pernyataan Pak Dino Patti Djalal di web SCTV bahwa kekalahan dalam jajak pendapat di Timor Timur 1999 itu bukan karena UNAMET curang, melainkan karena ‘milisi’ anarkis. Tuduhan itu lebih sadis. Akan tetapi, tetap saya maafkan,” ujarnya.
Eurico yang juga mantan Wakil Panglima Pejuang Pro-Integrasi Timor Timur itu kembali meminta semua pihak tidak menyalahkan Habibie atas disintegrasi Timor Timur.
“Jangan lempar kesalahan kepada Pak Habibie semata dan seluruhnya. Pak Habibie hanya orang yang terpaksa menggenggam bara api yang dibakar oleh orang lain,” katanya.
Almarhum Habibie, kata dia, tertimpa persoalan Timor Timur yang telah menumpuk sebelumnya pada saat itu.
“Pak Habibie dihadapkan pada pilihan yang cukup berat, dan keputusannya Pak Habibie melepaskan Timor Timur dari Ibu Pertiwi dinikmati bersama,” katanya.
“Selamat jalan Pak Habibie, kami warga negara Indonesia eks Provinsi Timor Timur tidak akan pernah lupa jasa besarnya kepada negara dan bangsa ini. Kami berdoa semoga mendapat tempat yang layak di sisi Allah,” katanya. (*)